Home

Sabtu, 28 November 2015

MERAWAT OPTIMISME





Oleh : Agus Budiyanto / @AgusBudiyanto_

Jika pada tulisan sebelumnya yang berjudul “Ledakan Keberhasilan” kita telah bersama-sama mengatakan, “Ya, saya akan berjuang habis-habisan!” dengan lantang dalam hati. Itu berarti, secara tidak langsung kita sudah berjanji kepada sejarah untuk pantang menyerah, memperjuangkan misi besar yang kita damba-dambakan.

Faidza ‘azamta fatawakkal ‘alallah. Sekiranya sangatlah cukup dijadikan semboyan semangat tanpa batas. Apalagi bagi kita yang sadar bahwa kita lahir ke dunia ini untuk sebuah misi BESAR.

Mereka yang menyadari misi besar dalam hidupnya sebagai sebuah titipan, akan memunculkan rasa terhormat dalam diri untuk terus memperjuangkannya. Tentu sebagai bentuk pertanggung jawaban atas kelebihan potensi yang telah Allah SWT. berikan kepada dirinya.

Misi besar, berarti menuntut pekerjaan besar untuk menghasilkan sesuatu yang besar pula. Biasanya digambarkan dengan penuh kesempurnaan, dan itulah yang kita sebut dengan idealisme.

Sementara di sisi lain, kita juga patut menyadari bahwa kita hanyalah manusia biasa dengan segala keterbatasan. Ada yang berasal dari dalam diri seperti masalah ekonomi, keinginan menikah, tuntutan keluarga, dan sebagainya. Ada pula yang berasal dari luar diri, seperti lingkungan yang tidak mendukung, kurangnya soliditas, atau hadirnya orang-orang yang mendadak merusak suasana. Itulah yang disebut Realisme.

Akan tetapi, bukan berarti kedua hal tersebut selalu bertolak belakang, bisa jadi justru keduanya akan saling beririsan. Sebab diantara Idealisme dan Realisme, terdapat satu ruang kecil, bernama optimisme.

Ya, Optimisme. Sumber kekuatan dahsyat yang membuat orang-orang besar akan terus bekerja dan bekerja, berjuang menciptakan karya-karya, tanpa henti sampai waktu mereka tiada. Karena yang mereka yakini adalah, ALLAH tidak akan mengubah nasibnya jika ia saja tidak mau berusaha mengubahnya.

Ingatlah kembali bahwa Allah berkata kepada kita, “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri...” (QS. Ar-Rad : 11)

Ayat tersebut membimbing kita untuk terus menjaga dan merawat Optimisme agar senantiasa berjuang. Semoga kita sadar akan hal itu :)

Dalam berjuang, seorang pejuang sejati tidak pernah mengenal kata henti, apalagi istilah gagal. Mereka hanya  mengenal kata berhasil. Sebab bagi mereka, kegagalan, hanyalah ikhtiar yang belum berjodoh dengan takdir.

Wallahu a’lam

Sumber :
THE REAL YOUNG MUSLIM (@RealYoungMuslim)
#AyoMentoring

Note : tulisan ini saya copas dari sumber yang sudah tertera. Saya merasa bahwa tulisan ini sangat bagus dan bisa bermanfaat untuk orang banyak sehingga saya bermaksud untuk ikut membantu menyebarkannya. Semoga bisa bermanfaat untuk kalian semua juga :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar