Home

Minggu, 15 November 2015

WAJAH KOPERASI INDONESIA SAAT INI



Wajah koperasi di Indonesia belakangan ini mulai memprihatinkan, banyak koperasi yang gulung tikar dan tidak aktif. Banyak koperasi yang tidak aktif saat ini merupakan akibat dari kurangnya perhatian dari pemerintah yang dapat mendorong koperasi Indonesia menjadi lebih maju, misalnya dengan memberikan bantuan dana.
Selain itu juga dari pihak masyarakat itu sendiri yang kurang memahami ilmu ekonomi tentang koperasi. Masyarakat juga sangat menentukan jalannya koperasi tersebut karena siapa saja berhak berpartisipasi menjadi anggota koperasi. Sumber daya manusia yang kurang berkualitas juga mempengaruhi mundurnya koperasi yang berakibat banyak diambil alih oleh pihak swasta.keadaan koperasi ini mungkin diketahui oleh masyarakat luas tetapi akibat perubahan zaman dan gengsi saat ini maka dari itu banyak masyarakat yang lebih memilih membeli sesuatu di pasar swalayan.
Sebanyak 27% dari 177.000 koperasi yang ada di Indonesia atau sekitar 48.000 koperasi kini tidak aktif. “Angka koperasi yang tidak aktif memang cukup tinggi. Saat ini jumlah koperasi Indonesia ada sekitar 177.000 dan yang tidak aktif mencapai 27 persen” jelas Guritno Kusumo, sekretaris kementerian koperasi dan UKM.
Beliau menyatakan banyak faktor yang mengakibatkan koperasi di Indonesia banyak tidak aktif, salah satu faktornya adalah pengelolaan yang tidak professional. Namun hingga kini kementrian koperasi masih melakukan pendataan untuk mengetahui apa penyebab sebenarnya ketidak aktifan beberapa koperasi di Indonesia.
Dalam menangani koperasi-koperasi yang sudah tidak aktif tersebut, kementerian terus melakukan pengkajian. Rencananya koperasi-koperasi yang sudah tidak sehat tersebut akan dipilih sesuai kondisinya. Namun apabila koperasi itu sudah tidak ada pengurusnya, maka koperasi yang tidak aktif akan dibubarkan.
Sudah lebih dari satu abad koperasi berdiri, merupakan perjalanan yang cukup panjang untuk menyerap banyak pengalaman, ditambah dengan fasilitas yang begitu melimpah serta perlindungan politik yang begitu kuat. Perkembangan Koperasi Indonesia saat ini bisa dikatakan cukup kompleks. Bisa diambil contoh berdasarkan hasil survey bahwa terbukti hanya sekitar 189 jenis koperasi dari sekitar 649 yang melaksanakan rapat anggota tahunan. Dari hal itu dapat dilihat bahwa koperasi di Indonesia kurang dikelola dengan baik .


Potret Koperasi Indonesia
Beberapa waktu belakangan ini citra koperasi Indonesia kembali tercoreng. Berita tentang Koperasi Serba Usaha (KSU) Langit Biru, banyak menghiasi media masa. Koperasi dijadikan sebagai wadah kasus penipuan dengan jumlah uang yang berputar sekitar Rp 6 triliun. Ketua KSU Langit Biru yaitu Jaya Komara kini bagai raib ditelan bumi, tidak diketahui dimana keberadaannya. Kasus ini bukanlah yang pertama yang menggunakan nama koperasi untuk menipu dengan modus culas.
Para Anggota ikut koperasi ini awalnya bertujuan agar kehidupannya lebih sejahtera, namun apa mau dibuat mereka terjebak dalam sebuah penipuan yang berkedok koperasi. Maunya dapat untung tapi kerugian yang lebih dahulu menghampiri mereka.
Namun tidak semua koperasi ber”asas” penipuan. Masih banyak koperasi yang tumbuh dengan tujuan sebagaimana mestinya. Seharusnya para calon Investor atau calon anggota harus benar-benar mengetahui koperasi yang akan mereka ikuti, jangan mudah teriming-imingi bunga yang besar.

Alasan Rendahnya Minat Masyarakat Terhadap Koperasi
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah koperasi di Indonesia tercatat 103.000 unit lebih dengan keanggotaan 26.000.000 orang. Dengan data yang seperti ini, seharusnya koperasi sudah dapat dikatakan sebagai salah satu sumber devisa Negara serta dapat memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat.
Namun kenyataan jauh berbeda. Banyak koperasi di Indonesia yang sulit berkembang karena beberapa factor. Factor utamanya adalah koperasi-koperasi tersebut tidak mempu menjalankan fungsi sebagaimana yang telah dijanjikan, serta banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan sehingga mengecewakan masyarakat. Kondisi inilah yang menjadi sumber citra buruk koperasi secara keseluruhan.
Kurangnya minat masyarakat menyebabkan perkembangan koperasi yang terhambat. selain factor tadi, ada beberapa factor penyebab minat masyarakat untuk “melirik” koperasi kurang baik.
1.      Kurangnya promosi dan sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah dalam memperkenalkan koperasi kepada masyarakat. Dalam masalah mempromosikan barang yang dijualjuga mengalami kendala, seperti kurangnya kekreatifan koperasi dalam mempromosikan, sehingga masyarakat juga enggan untuk ikut serta dalam koperasi.
2.      Lemahnya kesadaran masyarakat untuk berkoperasi terutama anak-anak muda. Kesadaran yang masih lemah tersebut mungkin disebabkan oleh kurang menariknya koperasi sebagai suatu usaha, serta para pemuda beranggapan melakukan kegiatan koperasi berkesan “kuno”.
3.      Harga barang di koperasi jauh lebih mahal dibandingkan harga pasar. Bagi masyarakat Indonesia, konsumen akan memilih barang yang harganya lebih murah dengan kualitas sama bahkan lebih baik dibandingkan yang terdapat dalam koperasi.
4.      Sulitnya anggota untuk keluar dari koperasi. Anggota koperasi akan sulit melepaskan diri dari koperasi, karena sulitnya regenerasi yang terjadi. Mereka harus mendapatkan pengganti yang cocok untuk dapat mengembangkan koperasi yang selanjutnya.
5.      Para anggota kurang dapat merasakan peran dan manfaat dari koperasi. Hal tersebut dikarenakan, koperasi belum mampu meyakinkan anggota serta masyarakat untuk berkoperasi. Dan kurang baiknya manajemen serta kejelasan dalam hal kenaggotaan koperasi.

Permasalahan Yang Terdapat Dalam Koperasi Indonesia Saat Ini
Koperasi yang telah lama berdiri sampai sekarang belum tumbuh menjadi suatu badan usaha besar. Padahal banyak paket program yang diberikan oleh pemerintah untuk koperasi- koperasi Indonesia, seperti kredit pogram : KKop, Kredit Usaha Tani (KUT), dll.
Permasalahan yang terjadi berasal dari Internal dan Eksternal.  
·      Internal :
1.      Kebanyakan para pengurus koperasi telah lanjut usia sehingga kapasitasnya terbatas.
2.      Para pengurus koperassi kebanyakan merupakan juga tokoh dalam masyarakat, sehingga perhatiannya terhadap koperasi menjadi berkurang. Hal ini mengakibatkan para pengurus kurang menyadari adanya perubahan-perubahan dalam lingkungan.
3.      Ketidak percayaan anggota menjadi penghalang dalam pemulihan koperasi.
4.      Kurangnya dana mengakibatkan kurangnya fasilitas- fasilitas yang terdapat dalam koperasi, padahal terknologi terus berkembang dengan pesat, sehingga kurangnya kekuatan koperasi untuk bersaing.
5.      Kebanyakan anggota kurang solidaritas untuk berkoperasi, dilain pihak para naggota banyak yang berhutang kepada koperasi
6.      Dll
·      Eksternal :
1.      Bertambah banyaknya pesaing dari badan usaha lain yang secara bebas memasuki bidang usaha yang ditangani oleh koperasi.
2.      Dicabutnya fasilitas- fasilitas yang terdapat dalam koperasi, sehingga koperasi tidak dapat lagi menjalankan usahanya dengan baik. Dengan terpaksa koperasi mencari cara sendiri agar usahanya tetap berjalan.
3.      Hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap koperasi, karena pada waktu terjadi kegagalan koperasi pada waktu yang lalu tidak adanya pertanggung jawaban dari koperasi kepada masyarakat tentang penelolaan koperasi.
4.      Tingkat harga yang selalu berubau- ubah (naik) sehingga pendapatan penjualan tidak dapat dimanfaatkan untuk meneruskan usaha, justru mengecilkan usaha.

sumber :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar