Home

Sabtu, 12 November 2016

Contoh Kalimat Simple Present dan Simple Past

Simple Present

1. (+) Mother goes to the market every morning
    (-) Mother does not go to the market every morning
    (?) Does mother go to the market every morning?

2. (+)  I eat salad every Tuesday
    (-) I do not eat salad every Tuesday
    (?) Do i eat salah every Tuesday?

3. (+) I read Harry Potter novel
    (-) I do not read Harry Potter novel
    (?) Do I read Harry Potter novel?

4. (+) Ayu sit under the tree every morning
    (-) Ayu does not sit under the tree every morning
    (?) Does Ayu sit under the tree every morning?

Simple Past

1. (+) I saw her yesterday at the train station
    (-) I did not see her yesterday at the train station
    (?) Did I see her yesterday at the train station?

2. (+) He slept early last night
    (-) He didn't sleep early last night
    (?) Did he sleep early last night?

3. (+) Icha did her homework two days ago
    (-) Icha didn't do her homework two days ago
    (?) Did Icha do her homework two days ago?

4. (+) Anggi went to the library last week
    (-) Anggi didn't go to the library last week
    (?) Did Anggi go to the library last week?

Contoh Invitation Letter

PODOMORO LAND

Jl. Letjen. S. Parman Kav.28,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11470, Indonesia
Phone: +62 21 29034567


Ted Goodman
23 Budgen Drive
Redhill
Winteco Corp.
October 20, 2016

Dear Mr. Goodman,
We would like to invite Winteco Corp. to join our next project in building a property with Go Green Concept. The meeting will be held on,
 
Date    : November 16, 2016
Time    : 10.00 -11.00 AM
Place    : Four Season Hotel Meeting Room

We look forward to your good feedbacks and ask you to kindly reply by October 30, 2016.

Yours sincerely,


Amalia Husnayain
Secretary Podomoro Land

Source : https://www.infotextmanuscripts.org/ncropa/ncropa-cac-61.jpg

Paragraf Deduktif dan Paragraf Induktif

Paragraf Deduktif


Paragraf deduktif adalah paragraf yang dikembangkan dengan pola deduksi, yaitu memaparkan hal umum terlebih dahulu kemudian menjabarkan hal – hal khusus. Dengan kata lain paragraf ini meletakkan gagasan utamanya pada kalimat utama di awal paragraf.

contoh :

Pada akhirnya, prinsip ini juga berlaku dalam perilaku manusia, dalam hubungan manusia. Hubungan manusia juga merupakan sistem alam yang didasarkan pada hukum menabur-menuai. Dalam jangka pendek, dalam sistem sosial yang artifisial seperti sekolah, anda mungkin dapat lulus jika anda belajar bagaimana memanipulasi peraturan buatan manusia, untuk "memainkan permainan". Dalam kebanyakan interaksi manusia yang hanya sekali saja atau yang singkat saja, anda dapat menggunakan Etika Kepribadian untuk lulus dan membuat kesan yang baik melalui pesona dan keahlian serta berpura-pura tertarik pada hobi orang lain. anda dapat menggunakan teknik mudah dan cepat yang mungkin berhasil dalam situasi pendek.
- 7 Habits (1997:10) -

Paragraf Induktif


Paragraf induktif adalah suatu paragraf yang dikembangkan dengan pola induksi, yaitu dengan cara menjabarkan hal – hal khusus terlebih dahulu dan kemudian disimpukan menjadi suatu hal yang umum. Dengan kata lain, paragraf deduksi adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak pada akhir paragraf. Pola paragraf ini biasanya dipakai dalam paragraf generalisasi, sebab – akibat, akibat – sebab, dan analogi.

contoh :


Interface berisi kumpulan nama metode tanpa implementasi. Interface ini menandai kelas mempunyai sekumpulan perilaku. Interface digunakan untuk mendefinisikan fungsionalitas yang digunakan beberapa kelas tapi tidak menyatakan cara fungsionalitas akan didefinisikan kelas-kelas ini. Dengan menempatkan metode-metode di interface maka kita dapat memberikan perilaku yang common dan menyerahkan implementasi spesifik ke kelas-kelas itu. Hal ini, membuat interface merupakan pilihan yang lebih baik berkaitan dengan penanganan modularisasi.

Sumber : 
http://www.prbahasaindonesia.com/2015/05/pengertian-beserta-contoh-paragraf-deduktif-induktif-dan-campuran-lengkap.html

Kamis, 10 November 2016

Ciri-Ciri Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada pada pikiran pembicara dan penulis. Kalimat yang efektif mampu membuat isi atau maksud yang disampaikannya itu tergambar lengkap dalam pikiran si penerima (pembaca) persis seperti apa yang disampaikan.


Ciri-ciri Kalimat Efektif

Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri yang khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa.

Kesepadanan struktur
Kesepadanan adalah keseimbangan pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai . kesepanan kalimat ditandai oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.

Ciri-ciri kesepadanan kalimat:
Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.Contoh :
    Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (salah)
    Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (benar)
    Tidak terdapat subjek yang ganda

Contoh:
    Soal itu saya kurang jelas.(salah)
    Soal itu bagi saya kurang jelas .(benar)
    Kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.

Keparalelan Bentuk

Kepalalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Dalam kalimat yang efektif, gaya paralelisme menempatkan unsur yang setara dalam konstruksi yang sama. Selain itu, paralelisme atau kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal dengan memperhatikan bagian-bagian yang sederajat dalam konstruksi yang sama. Artinya kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan bentuk kedua menggunakan verbal. Dengan kata lain, kalau berawalan me- sama-sama berawalan me-, berawalan di- sama-sama berawalan di-, dan kalau berbentuk ke- an sama-sama berbentuk ke-an pula.

Contoh 1
    Langkah-langkah tersebut memahami, menghayati dan pengamalan.
    Sesudah menghayati dan memahami, pancasila harus diamalkan.

Bandingkan dengan kalimat:

(1a) langkah-langkah tersebut adalah memahami, menghayati, dan mengamalkan.
(1b) Langkah-langkah tersebut adalah pemahaman, penghayatan dan

Pengamalan.

(2a) Sesudah dipahami dan dihayati, Pancasila harus diamalkan.
(2b) Sesudah memahami dan menghayati, kita harus mengamalkannya.

Catatan 1:
Pada kalimat (1)dan(2) terdapat ketidakparalelan bentuk tentang gagasan-gagasan yang sederajat. Pada kalimat (1) gagasan–gagasan yang sedarajat adalah kata kerja memahami dan menghayati dan kata benda pengamalan; sedangkan pada kalimat (2) gagasan yang sederajat adalah kata kerja aktif me(N)- memahami dan menghayati kata kerja pasif diamalkan. Agar sebuah kalimat menjadi efektif, gagasan–gagasan yang sederajat harus dinyatakan dengan bentuk yang sama. Jelasnya, jika dalam sebuah kalimat suatu gagasan dinyatakan dengan kata kerja me(N)- gagasan lain yang sederajat harus dinyatakan dengan kata kerja me(N) juga. Demikian juga jika suatu gagasan dinyatakan dengan kata benda pe(N)-an, gagasan lain yang sederajat harus dinyatakan dengan kata benda pe(N)-an. Jadi kalimat (1a),(1b),(2a),dan (2b) memiliki keparalelan bentuk.



Kehematan kata
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Artinya membuang kata yang memang tidak perlu, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.

Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.
  •  Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
Contoh:
    Karena ia tidak belajar, dia tidak naik kelas.(salah)

    Karena tidak belajar, dia tidak naik kelas.(benar)

  • Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian super ordinat pada hiponimi kata.
 Contoh :
    Dia memakai kemeja warna merah .(salah)

    Dia memakai kemeja merah. (benar)

  •  Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.

Contoh:
Para tamu-tamu para tamu

Beberapa orang-orang beberapa orang


Kecermatan Penalaran
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda,dan tepat dalam pilihan kata. Artinya bahwa penafsiran ganda dapat mengakibatkan ketidakcermatan penalaran. Tafsiran ganda di sebut juga ketaksaan atau ambiguitas . Ambiguitas atau ketaksaan sering diartikan sebagai kata yang bermakna ganda mendua arti. Ambiguitas timbul dalam dalam berbagai variasi ujaran atau bahasa tertulis. Umpamanya, frase buku sejarah baru dapat ditafsirkan sebagai

(1) buku sejarah itu baru terbit, atau
(2) buku berisi sejarah zaman baru

Pemilihan kata yang tidak tepat dapat disebabkan beberapa hal, antara lain:
(a) pemakaian kata tutur
Kata tutur adalah kata yang hanya dipakai dalam pergaulan sehari-hari, terutama dalam percakapa

Contoh:
    Saya sedang bikin kue.(salah)

    Saya sedang membuat kue. (benar)

(b) Pemakaian kata-kata bersinonim
Kata-kata bersinonim ada yang dapat saling menggantikan,ada yang tidak. Adapula kata-kata bersinonim yang pemakaiannya dibatasi oleh persandingan yang dilazimkan.

Contoh:
    Saya suka melihat wayang kulit.(salah)

    Saya suka menonton wayang kulit. (benar)

(c)Pemakaian kata-kata yang bernilai rasa
Kata-kata yang bernilai rasa hendaknya di pilih secara cermat agar keefektifan penuturan dapat dicapai dwngan sebaik-baiknya. Salah pilih terhadap yang bernilai rasa akan menggangu perasaan pembaca .

Contoh:
    Banyak pahlawan kita yang mati di medan perang.(salah)

    Banyak pahlawan kita yang gugur di medan perang.(benar)

(d) Pemakaian kata-kata/istilah istilah asing

Ada kata-kata/istilah istilah asing yang sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia, ada juga yang belum. Jika sudah ada padanannya, hendaknya dipakai padanannya, bukan asingnya.

Kata-kata/istilah istilah asing boleh dipakai dengan pertimbangan sebagai berikut:

        Lebih cocok karena konotasinya,misalnya;

Kritik --- kecaman
Dianalisis---diolah

        Lebih singkat jika da bandingkan dengan terjemahannya:


eksekusi---pelaksanaan hukuman mati
imunisasi-----pengebalan terhadap penyakit

        Bersifat internasional,misalnya;


Matematika-------ilmu pasti
Hydrogen--------- zat air

(e)  Pemakaian kata-kata konkret dan abstrak

Kata konkret ialah kata-kata yang menunjuk kapada objek yang dapat dilihat,didengar,dirasakan,diraba atau dibaca, sedangkan kata-kata abstrak ialah kata-kata yang menunjuk kepada sifat,konsep atau gagasan. Oleh karena itu, dalam karangan dipakai kata-kata konkret sebanyakbanyaknya agar isi karangan itu menjadi lebih jelas.

(f) Pemakaian kata-kata umum dan khusus


Kata-kata umum adalah kata-kat yang luas ruang lingkupnya, sedangkan kata –kata khususnya adalah kata yang mempunayai ruang lingkup yang lebih sempit. Untuk keefektifan penuturan sebaiknya memakai kababta-kata yang lebih sempit. Oleh sebab itu sebaik, untuk mengefektifkan penuturan lebih tepat dipakai kata-kata khusus daripada kata-kata umum.

Umum | khusus = Membawa menjinjing menatang,menggotong |  menyandang
                           Pakaian baju, celana, kain | batik, kemeja


(g)   Pemakain idiom

Contoh:

Bergantung kepada | tergantung dari

Pada | bergantung dari.

Terdiri atas | terdiri dari


(h) Pemakaian kata-kata lugas

Dalam karangan sebaaiknya memakai kata-kata lugas yaitu kata yang bersahaja apa adanya, tidak berupa frase yang panjang
Contoh:
    Setelah diberikan penjelasan secara mendalam, mereka tidak lagi melakukan pengrusakan terhadap took-toko itu.(salah)

    Setelah dijelaskan, mereka tidak merusak took-tokoooo itu.(benar)


Kepaduan gagasan
Yang dimaksud dengan kepaduan adalah kepaduan peryataan kalimat, yang menyebabkan kalimat tidak padu adalah:

  1.   Keterangan yang disisipkan diantara S(subjek) dan Predikat .
 Contoh:
    Pengemudi setelah menyelesaikan tugasnya dapat idtirahat dan minum kopi yang telah disedikan oleh pelayan. (salah)
    Setelah selesai melakukan kegiatan nya, pengemudi dapat istirahat dan dan minum kopi.

Keterangan aspek seperti akan,harus , telah, belum, masih sedang dan sebainya, tidak boleh disisipkan pada kata kerja pasif yang berupa ikatan erat pelaku orang I atau ii dengan pokok kata kerja.

Contoh:

    Selajutnya saya akan uraikan pentingnya bahasa bagi manusia.(salah)
    Selanjutnya akan saya uraikan pentingnya bahasa bagi manusia. (benar)

    Posisi unsur- unsur kalimat tidak mengikuti aturan pola kaliimat bahasa indonesi.

Contoh:
    Dalam kita menghadapi berbagai-bagai cobaan hidup harus tetap tabah. (salah)
    Dalam menghadapi berbagai-bagai cobaan hidup, kita harus tetap tabah.(benar)

    Pemakaian kata depan kepada/bagi diantara P (predikat) dan O(objek Penderita).

Contoh:
    Sifa sangat menyayangi kepada kucingnya.(salah)
    Sifa sangat sayang kepada kucingnya. (benar)


Kelogisan bahasa
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.

Contoh:
    Waktu kami persilakan.
    Dirgahayu Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-55

Bandingkan dengan kalimat:

(1a) Bapak Kepala Sekolah kami persilakan!
(1b) Waktu kami serahkan kepada bapak kepala sekolah.

.Kalimat (1) dan (2) memang tidak logis. Ketidaklogisannya terlihat pada hubungan S dan P –nya

Penjelasan Kalimat (1):

    Siapakah yang dipersilakan oleh pembawa acara?

Jawabnya: Bapak Dekan, bapak camat, Saudara Ketua, sebagainya bukan waktu.

    Apakah yang diserahkan kepada Bapak Dekan?

Jawabnya: waktu

Jadi, yang dipersilakan oleh pembawa acara tentu saja orang, bukan benda
 

Sumber : http://www.rumpunnektar.com/2014/02/ciri-ciri-kalimat-efektif-dan.html

Jumat, 28 Oktober 2016

Ragam Bahasa

Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan atau berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan meningkatkan kemampuan intelektual. Bahasa Indonesia memang banyak ragamnya. Hal Ini karena bahasa Indonesia sangat luas pemakaiannya dan bermacam-macam ragam penuturnya. Oleh karena itu, penutur harus mampu memilih ragam bahasa yang sesuai dengan dengan keperluannya, apapun latar belakangnya.

Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Seiring dengan perkembangan zaman yang sekarang ini banyak masyarakat yang mengalami perubahan. Bahasa pun juga mengalami perubahan. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Agar banyaknya variasi tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien, dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu yang disebut ragam standar (Subarianto, 2000)

 1. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media

Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam bahasa terdiri
·         Ragam bahasa lisan
·         Ragam bahasa tulis

Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan dinamakan ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya, dinamakan ragam bahasa tulis. Jadi dalam ragam bahasa lisan, kita berurusan dengan lafal, dalam ragam bahasa tulis, kita berurusan dengan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya

Ragam Lisan
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.

Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing, ragam tulis dan ragam lisan memiliki ciri kebakuan yang berbeda.

Ciri-ciri ragam lisan:
a. Memerlukan orang kedua/teman bicara;
b. Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;
c. Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
d. Berlangsung cepat;
e. Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;
f.  Kesalahan dapat langsung dikoreksi;
g. Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi
Contoh ragam lisan adalah ‘Sudah saya baca buku itu.’

Ragam Tulis
Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang diungkapkannya tidak ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam bahasa baku lisan makna kalimat yang diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalimat. Oleh karena itu, dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata dan struktur kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.

Ciri-ciri ragam tulis :
1.Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;
2.Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
3.Harus memperhatikan unsur gramatikal;
4.Berlangsung lambat;
5.Selalu memakai alat bantu;
6.Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
7.Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.
Contoh ragam tulis adalah ’Saya sudah membaca buku itu.’

 2. Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi:
 
a. Ragam Bahasa Resmi

Ciri-ciri ragam bahasa resmi :
1)      Menggunakan unsur  gramatikal secara eksplisit dan konsisten
2)      Menggunakan imbuhan secara lengkap
3)      Menggunakan kata ganti resmi
4)      Menggunakan kata baku
5)      Menggunakan EYD
6)      Menghindari unsur kedaerahan

b. Ragam Bahasa Tidak Resmi

Ragam bahasa tidak resmi digunakan ketika kita berada dalam situasi yang tidak formal .

c. Ragam Bahasa Akrab 

Penggunaan kalimat-kalimat pendek merupakan ciri ragam bahasa akrab. Kalimat-kalimat pendek ini menjadi bermakna karena didukung oleh bahasa nonverbal seperti anggukan kepala , gerakan kaki dan tangan tangan,atau ekspresi wajah.

d. Ragam Bahasa konsultasi

Ketika kita mengunjunggi seorang dokter, ragam bahasa yang kita gunakan adalah ragam bahasa resmi. Namun, dengan berjalannya waktu terjadi alih kode. Bukan bahasa resmi yang digunakan, melainkan bahasa santai. Itulah ragam bahasa konsultasi.

Sumber :
- http://roisah.weebly.com/ragam-bahasa.html
- https://she2008.wordpress.com/2010/10/04/ragam-bahasa/

Senin, 20 Juni 2016

Kepailitan



Kepailitan merupakan suatu proses di mana seorang debitur yang mempunyai kesulitan keuangan untuk membayar utangnya dinyatakan pailit oleh pengadilan, dalam hal ini pengadilan niaga, dikarenakan debitur tersebut tidak dapat membayar utangnya. Harta debitur dapat dibagikan kepada para kreditur sesuai dengan peraturan pemerintah.

Dari sudut sejarah hukum, undang-undang kepailitan pada mulanya bertujuan untuk melindungi para kreditur dengan memberikan jalan yang jelas dan pasti untuk menyelesaikan utang yang tidak dapat dibayar.

 Factor yang menyebabkan perusahaan bankrut pada umumnya:
  • Managemen resiko lemah dan tidak tercontrol
  • Biaya operational terlalu besar
  • Tidak mampu berinovasi
  • Menganggap sepele hal hal yang penting, misalnya value,kompetisi dan sumber daya
  • Tidak bisa menangkap peluang kebutuhan pasar yang bisa menjadi sumber pemasukan rutin, jika bisa memenuhi kebutuhan pasar tersebut.
  • Kurang merespon perubahan yang ada atau lalai
  • Pemasukan keuangan dari suatu perusahaan sangat di tentukan oleh hasil penjualan dari perusahaan tersebut.
  • Kurang adanya pengawasan oleh pimpinan perusahaan
  • Tidak memperhatikan tanda tanda buruk yang bisa membahayakan perusahaan, misalnya ada product baru dari perusahaan lain yang ternyata productnya lebih bagus,berkualitas dan bisa cepat menguasai pangsa pasar. Sebagai contoh perusahaan raksasa yang bankrut lehman brother,motorolla,Kodak perusahaan perusahaan raksasa tersebut jatuh dan terpuruk kalah dalam persaingan .
Contoh perusahaan organisasi yang bangkrut atau pailit. 

NEW YORK - Wall Street menutup bulan terbaik dalam 20 tahun dengan tidak sempurna. Kegagalan dari perusahaan perdagangan MF Global Holdings Ltd dan kekhawatiran baru tentang krisis utang Eropa memukul saham keuangan, sehingga membuat Dow Jones cs terpuruk.

Dilansir dari Reuters, Selasa (1/11/2011), Dow Jones Industrial Average ambles 276,10 poin atau 2,26 persen ke 11.955,01. Indeks Standard & Poor 500 turun 31,79 poin atau 2,47 persen ke 1.253,30. Sementara Nasdaq Composite Index terpuruk 52,74 poin atau 1,93 persen ke 2.684,41.

Pelemahan ini menandakan bila "kesengsaraan" krisis Eropa belum berakhir. Obligasi Italia dan Spanyol melonjak, mendorong Bank Sentral Eropa untuk membeli utang. Sementara saham bank-bank Eropa berada di bawah tekanan jual yang berat.

Diketahui, sebuah broker berjangka di Amerika Serikat (AS), MF Global Holdings Ltd, yang membuat taruhan besar pada utang Eropa, mengajukan perlindungan kebangkrutan sehingga menjadi korban terbesar di AS dari krisis zona euro. Perdagangan saham MF Global pun dihentikan.

Hal ini membuat saham keuangan merosot tajam. Saham Morgan Stanley turun 8,6 persen menjadi USD17,64. Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan sudah diputuskannya kesepakatan penanganan krisis zona Eropa pekan lalu.

"Kami memulai hari dengan lebih banyak pertanyaan tentang Uni Eropa. Kemudian masalah MF Global datang, di mana kebangkrutan mereka tidak diketahui," kata Managing Director Southwest Securities, Mark Grant.

Strategi mencegah kebankrutan :

1. Membaca

Membaca adalah hal pertama yang harus dilakukan. Sebaiknya lebih sering membaca buku biografi para pengusaha sukses setingkat Bill Gates. Pelajari betul apa saja kesalahan Bill gates atau tokoh lain yang pernah mereka lakukan. Sehingga tahu betul kesalahan-kesalahan tersebut tidak seharusnya dilakukan dalam bisnis. 


2. Merancang rencana bisnis dengan baik

Buatlah rencana tentang bisnis yang didalamnya terdapat beberapa aspek yakni marketing, keuangan, tenaga kerja, serta produksi. Rencana bisnis yang bagus adalah rencana yang tidak hanya dibuat lewat insting akan tetapi dilakukan lewat penelitian.

 Survei semua aspek, meliputi bahan baku produk, analisa SWOT bisnis, hingga aspek konsumen. Siapa sebenarnya konsumen dan apa kebutuhannya. Riset akan menjawab itu semua.  


3. Menetapkan visi dan misi perusahaan 

Visi misi ibarat tubuh manusia. Perusahaan tidak akan bergerak maju tanpa cita-cita dan mengetahui betul cara apa yang harus dicapai untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Visi adalah gambaran kedepan perusahaan anda dalam 20 tahun kedepan. Akan seperti apa perusahaan di masa depan, itu akan ditentukan lewat visi. Sedangkan misi adalah cara-cara atau strategi-strategi yang akan diterapakn perusahaan dalam mencapai visi perusahaan. Jika visi misi dan perusahaan sudah jelas maka tinggal menjalankan bisnis dengan berpacuan pada visi dan misi perusahaan tersebut. 


4. Fokus

Seorang pebisnis harus fokus pada bisnisnya. Jangan sampai konsentrasi terbelah karena urusan lain. Bila perlu tidurlah di toko/perusahaan Anda agar konsentrasi tidak terpecah. Banyak usaha bisnis yang gagal karena tidak fokus. Serakah merupakan salah satu sifat yang kerap muncul dalam berbisnis. Serakah disini diartikan sebagai pluralisme bisnis. Jadi melakukan bisnis lain padahal bisnis anda yang awal belum setabil. Hal ini dapat mempengaruhi bisnis yang pertama.


5. Evaluasi 

Setelah Anda menjalan bisnis, evaluasilah dibagian mana Anda jatuh atau aspek mana yang kurang. Perbaiki secara berkala bagian tersebut dan tetap berfokus pada aspek lainnya. Misalnya target penjualan anda tidak tercapai maka telitilah bagian mana yang menyebabkan penjualan kurang.

 Misalnya bagian marketing. Marketing dalam bisnis anda masih kurang efektif oleh karena itu cari jalan lain, anda bisa saja mencontoh lawan yang memiliki usaha sejenis. Bagaimana mereka memasarkan produk mereka. Ingat ATM? Amati, Tiru, Modifikasi. Ingat ini bukan plagiat, namun smart. Kenapa smart? karena kita belajar dari kesalahan orang lain dan kesuksesan orang lain. 


6. Mental 

Sebagai seorang pebisnis Anda harus memiliki mental yang kuat. Jangan mudah menyerah pada persoalan-persoalan dalam bisnis seperti kesulitan modal. Sebagaimana pengusaha yang cerdas, ubahlah masalah tersebut menjadi tantangan tersendiri atau bahkan menjadi motivasi Anda untuk dapat menyelesaikannya.


7.  Relationship 

Bangunalah relasi yang baik dengan semua orang baik customer, karyawan, maupun rekan usaha. Sebuah bisnis dapat bertahan jika Anda memiliki citra dan hubungan yang baik dengan semua orang. Berusahalah menekan ego untuk sukses berbisnis. 


8. Buatlah beberapa alterantif

Kemungkinan terburuk dalam bisnis pastinya akan ada. Mulai dari turunnya penjualan hingga gulung tikar. Segeralah membuat alternatif-alternatif solusi apabila terjadi hal-hal buruk. Buatlah alternatif tadi berdasarkan riset pasar seperti riset alternatif bahan baku produk termurah, riset konsumen, dan lain sebagainya. 

Berdasarkan riset tersebut anda akan melihat beberapa alterantif, seperti portofolio produk atau membuka bisnis baru. Ingatlah pepatah berikut ini, “ Jangan taruh telur dalam satu keranjang ” sama halnya dengan bisnis jangan investasikan uang Anda hanya dalam satu bisnis. Sehingga ketika salah satu bisnis anda terpuruk anda akan segera mendapatkan dana segar dari portofolio bisnis yang anda bangun.  


9. Bekerja keras

Curahkan semua kemampuan anda, hidup mati anda pada bisnis anda. Bekerja sepenuh hati merupakan ikhtiar terbaik untuk menjalankan bisnis. Jangan mengeluh atas apa yang menjadi kosekuensi dari keputusan anda. 


10. Inovasi 

Dalam life cycel of product. Produk yang sudah berada pada masa decline sebaiknya Anda beri sentuhan inovasi di dalamnya. Perlu anda ketahui bahwa life cycle produk mengalami empat tahapan yakni introduction, growth, maturity, dan decline. Decline merupakan tahapan paling berbahaya dalam sebuah siklus produk. Decline ditandai dengan menurunnya penjualan, dan menurunya brand image suatu produk. Strategi yang biasa dilakukan adalah rebranding. 

Pernah melihat iklan es krim magnum yang sangat booming di tahun 2010? Ya, es krim magnum telah melakukan rebranding dengan  mengubah logo, kemasan, dan terutama brand image. Iklan magnum yang  berkesan istana, galamour, kehidupan raja sangat mengena dibenak konsumen bahwa memakan es krim ini bagaikan seorang raja yang sangat makmur dan glamour. Itulah salah satu strategi yang biasa dilakukan. Strategi yang lain adalah mengeluarkan produk baru. 

Sumber :
http://www.bisnishack.com/2014/08/10-cara-mencegah-kebangkrutan.html